Thursday, February 21, 2019

MATERI DAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS KELAS VI MI

MATERI DAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS KELAS VI MI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadis di MI





Dosen Pengampu :
Zamzam Mustofa, M.Pd.


Oleh:
Kelompok 11
                                    Lileh Linggarrani           (210617201)
                                    Novita Nur Alifia          (210617210)
                                   


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
NOVEMBER 2018


PEMBAHASAN


MATERI QUR’AN HADIS KELAS VI SEMESTER 1
A.  Memahami Arti dan Isi Kandungan Q.S. Ad-Duha (93)
1.    Lafal Surah Ad-Duha
وَالضُّحَىٰ  (١) وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ  (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ  (٣) وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ  (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ  (٥) أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ  (٦) وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ  (٧) وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ  (٨) فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ  (٩) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ  (١٠) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ  (١١)[1] 
Arti Surah  Ad-Duha :
(1)     Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),
(2)     Dan demi malam apabila telah sunyi,
(3)     Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad), dan tidak (pula) membencimu,
(4)     Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.
(5)     Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau menjadi puas.
(6)      Bukankah Dia mendapati dirimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).
(7)     Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
(8)     Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
(9)     Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
(10)  Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).
(11)  Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
2.    Isi Kandungan Surah Ad-Duha
a.    Surah ad-Duha terdiri atas 11 ayat dan termasuk surat Makiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Surah ini merupakan surah ke-93 dan diturunkan sesudah al-Fajr. Ad- Duha artinya waktu Duha atau waktu ketika matahari naik sepelanggah.
b.    Surah ad-Duha turun berkaitan dengan peristiwa Fathratul Wahyi, yaitu masa kekosongan turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad.
c.    Allah tidak menurunkan wahyu untuk sementara kepada Nabi Muhammad, bukan berarti Allah swt. Meninggalkan atau membenci Nabi Muhammad saw.
d.    Kehidupan Nabi Muhammad akan menjadi lebih baik daripada hari-hari yang lalu.
e.    Kehidupan di akhirat lebih baik (lebih utama) daripada kehidupan di dunia.
f.      Diantara nikmat yang diberikan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. adalah mendapat perlindungan saat beliau yatim, mendapat petunjuk saat beliau mengalami kebingungan dan diberi kecukupan saat beliau kekurangan (miskin).
g.    Kita harus memiliki kepedulian sosial kepada anak yatim dan orang-orang yang meminta-minta.
h.    Nikmat Allah swt. harus selalu disyukuri dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.[2]

B.  Memahami Hukum Bacaan Mad  Thabi’i dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz  Munfasil)
Secara garis besar hukum bacaan mad  dibagi menjadi 2 (dua) macam, yang terdiri dari :
1.        Mad Asli 
Mad asli atau yang dikenal dengan mad thabi’i. Yang dinamakan Mad Tabi’i ialah fathah diikuti alif ( ا ), kasrah diikuti ya’ sukun (ي) dan dhammah diikuti wawu sukun ( و ). Cara membaca mad asli atau mad tabi’i adalah dua harakat atau satu alif.
Contoh :       وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ         
2.    Mad Far’i (mad cabang)
Mad far’i adalah cabang dari mad asli, yaitu bacaan panjang yang bacaannya melebihi mad asli atau mad tabi’i. Panjang bacaannya 2 sampai 6 harakat.
Mad far’i  terbagi menjadi 14 macam, 2 diantaranya yaitu :
1.    Mad Wajib Muttasil (مَدْ وَاجِبْ مُتَّصِلْ)
Mad Wajib Muttasil adalah apabila ada mad thabi’i yang diikuti huruf  hamzah (ء) dalam satu kata / lafal. Panjang bacaannya empat harakat (2 alif), lima harakat (2,5 alif), atau enam harakat (3 alif).
إِذَا جَآءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ                                            Contoh :
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ
2.    Mad Ja’iz Munfasil (مَدْ جائز مُنْفَصِلْ)
Mad Jaiz Munfasil adalah apabila ada mad thabi’i yang diikuti huruf  hamzah (ء) dalam dua kata / lafal yang terpisah. Panjang bacaannya dua harakat (1alif), empat harakat (2 alif), atau lima harakat ( 2,5 alif).[3]
  Contoh       :





3.    Memahami Arti dan Isi Kandungan Hadis tentang Keutamaan Memberi
a.    Lafal Hadis Keutamaan Memberi
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اْليَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ السُّفْلى . وَالْيَدُّ اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ السُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ (رواه البخاري و مسلم)
Artinya :
“Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, bahwasannya Rasulullah s.a.w bersabda,
Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang menafkahkan (harta) dan tangan di bawah adalah yang meminta”.  (HR. Bukhari dan Muslim).[4]

b.    Isi Kandungan Hadis Keutamaan Memberi
1)        Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, maksudnya orang yang memberi lebih baik daripada orang yang meminta.
2)        Tangan di atas maksudnya adalah orang yang suka memberi, dan tangan di bawah maksudnya adalah orang yang meminta.
3)        Dalam memberikan sesuatu hendaklah dengan ikhlas dan tidak menyebut-nyebutnya serta tidak menyakitkan hati orang yang menerima.
4)        Sifat pemurah termasuk akhlak terpuji dan dianjurkan dalam Islam. Cara agar menjadi orang yang pemurah, diantaranya:
a)    Membiasakan diri untuk memberi kepada orang lain, terutama yang sangat membutuhkan,
b)   Menyadari bahwa harta adalah amanat Allah, yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita serahkan kepada mereka yang berhak,
c)    Meyakini bahwa memberi lebih utama daripada meminta-meminta dan akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

5)        Orang yang suka memberi (dermawan/pemurah) memiliki keberuntungan, diantaranya :
·      Akan dibalas oleh Allah dengan berlipat ganda.
·      Akan menjadi tolak balak (bencana).
·      Dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka.
6)        Kerugian orang yang bakhil/kikir adalah jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surge dan dekat dengan neraka
7)        Kita harus memiliki sifat iffah, artinya sikap menjaga diri dari meminta-minta.
8)        Hendaklah kita menjadi orang yang suka bekerja keras. Karena suka bekerja keras memungkinkan untuk menjadi berkecukupan yang dapat menghindarkan diri dari sikap meminta-minta[5]
MATERI QUR’AN HADIS KELAS VI SEMESTER 2
A.  Mengenal Q.S.  Al-Bayyinah (98)
1.    Lafal Surah al-Bayyinah
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ  (١) رَسُولٌ مِّنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُّطَهَّرَةً  (٢) فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ  (٣) وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ  (٤) وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ  (٥) إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَاۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ  (٦) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ  (٧) جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًاۖ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ  (٨) 
2.    Mengenal Surah al-Bayyinah
Surat al­Bayyinah adalah surat yang ke 98 dari 114 surat dan terletak pada juz 30. Surat al­Bayyinah terdiri dari 8 ayat dan termasuk surat Madaniyah artinya surah yang diturunkan setelah Nabi Muhammad saw. Hijrah ke Madinah. Surat al­Bayyinah diturunkan sesudah surat Ath Thalaq.  Al­Bayyinah artinya bukti yang nyata, kata al­Bayyinah diambil dari perkataan Al Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini secara garis besar berisi tentang:
a.       Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak goyah  kepercayaannya  dan berselisih pendapat sesudah datangnya Nabi Muhammad saw.
b.      Mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas, mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat yang merupakan ajaran agama yang lurus.
c.       Ancaman terhadap orang-orang kafir itu ialah akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam.
d.      Orang beriman dan beramal shalih dikategorikan sebaik-baik makhluk yang akan mendapat balasan surga dan mendapat ridla Allah.
e.       Mengerjakan shalat, puasa, dan zakat berhubungan dengan gerak lahir dan batin harus dilakukan dengan ikhlas dan takwa untuk mencapai balasan yang disediakan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih.[6]
B.  Memahami Arti  dan Isi Kandungan Hadis tentang Amal Salih
1.    Lafal Hadits tentang Amal Sholih



Artinya :
“Dari Abi Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda : Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at, dan anak shalih yang mendo’akan kedua orang tuanya” ( HR.Muslim).[7]
2.    Isi Kandungan Hadits tentang Amal Sholih
a.    Setiap manusia pasti kan meninggal dunia dan apabila ia telah meninggal dunia maka putuslah semua amalnya.
b.    Ada 3 amal yang tidak akan putus  pahalanya walaupun  orangnya telah meninggal dunia yaitu :
1)   Sedekah jariyah
2)   Ilmu yang bermanfa’at
3)   Anak shalih yang selalu mendo’akan orang tuanya
c.    Sedekah jariyah adalah memberikan harta/benda untuk kepentingan umum yang dapat dimanfaatkan secara terus menerus dengan niat  ikhlas semata- mata karena Allah swt. Contoh : mewakafkan tanah atau memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid, mushalla, rumah sakit, jalan dan lain sebagainya.
d.    Yang dimaksud Ilmu bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan (dilaksanakan) pemiliknya dan dijarkan kepada orang lain. Adapun ciri-ciri ilmu bermanfaat diantaranya :
1.        Ilmu tersebut diajarkan kepada orang lain
2.        Ilmu tersebut mempunyai manfaat dalam kehidupan
3.        Ilmu tersebut tidak bertentangan dengan agama
e.    Orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya diibaratkan “pohon tanpa buah”  dan dia akan menjadi orang yang celaka.
f.      Sedangkan yang dimaksud  Anak shalih adalah anak yang taat beragama, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan suka berbuat baik terhadap sesama.[8]
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pelajaran Al-Qur’an Hadis di MI kelas 6 semester I berisi materi surat Ad-Duha, Hukum bacaan Mad Thabi’i dan Mad Far’i (Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil), serta hadis tentang keutamaan memberi. Sedangkan untuk materi kelas 6 semester II  ialah surat Al-Bayyinah, dan hadis tentang amal sholih.
Dalam penyampaian materi Al-Qur’an Hadis dapat menggunakan berbagai strategi active learning agar memudahkan pemahaman serta tidak membuat siswa jenuh. Dapat dilakukan pembiasaan membaca surat pendek sebelum pelajaran dimulai agar siswa dapat dengan mudah menghafal surat-surat pendek (juz ‘amma).













DAFTAR PUSTAKA
Al Bugisy, Elo, dan Suntari. Buku Guru Qur’an Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementrian Agama RI, 2016.
Al-Qur’an.
Suntari, dan Elo Al Bugisy. Buku Siswa Qur’an Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 MI. Jakarta: Kementrian Agama RI, t.t.



[1] Q.S. 93 : 1-11.
[2] Suntari dan Elo Al Bugisy, Buku Siswa Qur’an Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 MI (Jakarta: Kementrian Agama RI, t.t.), 12.
[3] Elo Al Bugisy dan Suntari, Buku Guru Qur’an Hadis Pendekatan Saitifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2016), 28.
[4] Al Bugisy, 18.
[5] Al Bugisy, 17.
[6] Al Bugisy, Buku Siswa Qur’an Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 MI, 58.
[7] Al Bugisy, 61.
[8] Al Bugisy, Buku Guru Qur’an Hadis Pendekatan Saitifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah, 62.
 


No comments:

Post a Comment