MATERI DAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS KELAS VI MI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadis di MI
Dosen Pengampu :
Zamzam Mustofa, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 11
Lileh Linggarrani (210617201)
Novita Nur
Alifia (210617210)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
NOVEMBER 2018
PEMBAHASAN
MATERI QUR’AN HADIS KELAS VI SEMESTER
1
A.
Memahami Arti dan Isi Kandungan Q.S. Ad-Duha (93)
1.
Lafal
Surah Ad-Duha
وَالضُّحَىٰ (١) وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ (٣) وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ
الْأُولَىٰ (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ
رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ (٥) أَلَمْ يَجِدْكَ
يَتِيمًا فَآوَىٰ (٦) وَوَجَدَكَ ضَالًّا
فَهَدَىٰ (٧) وَوَجَدَكَ عَائِلًا
فَأَغْنَىٰ (٨) فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا
تَقْهَرْ (٩) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا
تَنْهَرْ (١٠) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
رَبِّكَ فَحَدِّثْ (١١)[1]
Arti Surah Ad-Duha :
(1)
Demi
waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),
(2)
Dan
demi malam apabila telah sunyi,
(3)
Tuhanmu
tidak meninggalkan engkau (Muhammad), dan tidak (pula) membencimu,
(4)
Dan
sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.
(5)
Dan
sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau
menjadi puas.
(6)
Bukankah Dia mendapati dirimu sebagai seorang
yatim, lalu Dia melindungi(mu).
(7)
Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
(8)
Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
(9)
Maka
terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
(10)
Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah
engkau menghardik(nya).
(11)
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan
bersyukur).
2.
Isi
Kandungan Surah Ad-Duha
a.
Surah
ad-Duha terdiri atas 11 ayat dan termasuk surat Makiyah, yaitu surah yang
diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Surah ini merupakan
surah ke-93 dan diturunkan sesudah al-Fajr. Ad- Duha artinya waktu Duha atau
waktu ketika matahari naik sepelanggah.
b.
Surah
ad-Duha turun berkaitan dengan peristiwa Fathratul Wahyi, yaitu masa kekosongan
turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad.
c.
Allah
tidak menurunkan wahyu untuk sementara kepada Nabi Muhammad, bukan berarti
Allah swt. Meninggalkan atau membenci Nabi Muhammad saw.
d.
Kehidupan
Nabi Muhammad akan menjadi lebih baik daripada hari-hari yang lalu.
e.
Kehidupan
di akhirat lebih baik (lebih utama) daripada kehidupan di dunia.
f.
Diantara
nikmat yang diberikan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. adalah mendapat
perlindungan saat beliau yatim, mendapat petunjuk saat beliau mengalami
kebingungan dan diberi kecukupan saat beliau kekurangan (miskin).
g.
Kita
harus memiliki kepedulian sosial kepada anak yatim dan orang-orang yang
meminta-minta.
h.
Nikmat
Allah swt. harus selalu disyukuri dengan tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-hari.[2]
B.
Memahami Hukum Bacaan Mad Thabi’i
dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz
Munfasil)
Secara garis besar hukum bacaan mad
dibagi menjadi 2 (dua) macam, yang terdiri dari :
1.
Mad
Asli
Mad
asli atau yang dikenal dengan mad thabi’i. Yang dinamakan Mad Tabi’i
ialah fathah diikuti alif ( ا ), kasrah diikuti ya’
sukun (ي) dan dhammah diikuti wawu sukun ( و ). Cara membaca mad asli atau mad tabi’i
adalah dua harakat atau satu alif.
Contoh : وَلَا
يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
2.
Mad Far’i
(mad cabang)
Mad far’i
adalah cabang dari mad asli, yaitu bacaan panjang yang bacaannya melebihi mad
asli atau mad tabi’i. Panjang bacaannya 2 sampai 6 harakat.
Mad far’i terbagi menjadi 14
macam, 2 diantaranya yaitu :
1. Mad Wajib Muttasil (مَدْ
وَاجِبْ مُتَّصِلْ)
Mad
Wajib Muttasil adalah apabila ada mad thabi’i yang diikuti
huruf hamzah (ء) dalam satu kata / lafal. Panjang bacaannya empat harakat (2
alif), lima harakat (2,5 alif), atau enam harakat (3 alif).
إِذَا
جَآءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ Contoh
:
إِيلَافِهِمْ
رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ
2. Mad Ja’iz Munfasil (مَدْ
جائز مُنْفَصِلْ)
Mad
Jaiz Munfasil adalah apabila ada mad thabi’i yang diikuti
huruf hamzah (ء) dalam dua kata / lafal yang terpisah. Panjang bacaannya dua
harakat (1alif), empat harakat (2 alif), atau lima harakat ( 2,5 alif).[3]
Contoh :
3.
Memahami Arti dan Isi Kandungan Hadis tentang Keutamaan Memberi
a.
Lafal
Hadis Keutamaan Memberi
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : اْليَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ السُّفْلى . وَالْيَدُّ
اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ السُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ (رواه البخاري و
مسلم)
Artinya :
“Dari
Abdullah bin Umar r.a. berkata, bahwasannya Rasulullah s.a.w bersabda,
Tangan
di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang
menafkahkan (harta) dan tangan di bawah adalah yang meminta”. (HR. Bukhari dan Muslim).[4]
b.
Isi Kandungan
Hadis Keutamaan Memberi
1)
Tangan
di atas lebih baik daripada tangan di bawah, maksudnya orang yang memberi lebih
baik daripada orang yang meminta.
2)
Tangan
di atas maksudnya adalah orang yang suka memberi, dan tangan di bawah maksudnya
adalah orang yang meminta.
3)
Dalam
memberikan sesuatu hendaklah dengan ikhlas dan tidak menyebut-nyebutnya serta
tidak menyakitkan hati orang yang menerima.
4)
Sifat
pemurah termasuk akhlak terpuji dan dianjurkan dalam Islam. Cara agar menjadi
orang yang pemurah, diantaranya:
a)
Membiasakan
diri untuk memberi kepada orang lain, terutama yang sangat membutuhkan,
b)
Menyadari
bahwa harta adalah amanat Allah, yang didalamnya ada hak orang lain yang harus
kita serahkan kepada mereka yang berhak,
c)
Meyakini
bahwa memberi lebih utama daripada meminta-meminta dan akan mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah swt.
5)
Orang
yang suka memberi (dermawan/pemurah) memiliki keberuntungan, diantaranya :
· Akan dibalas oleh Allah dengan berlipat ganda.
· Akan menjadi tolak balak (bencana).
· Dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan
jauh dari neraka.
6)
Kerugian
orang yang bakhil/kikir adalah jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari
surge dan dekat dengan neraka
7)
Kita
harus memiliki sifat iffah, artinya sikap menjaga diri dari meminta-minta.
8)
Hendaklah
kita menjadi orang yang suka bekerja keras. Karena suka bekerja keras
memungkinkan untuk menjadi berkecukupan yang dapat menghindarkan diri dari
sikap meminta-minta[5]
MATERI
QUR’AN HADIS KELAS VI SEMESTER 2
A.
Mengenal Q.S. Al-Bayyinah
(98)
1.
Lafal
Surah al-Bayyinah
لَمْ
يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ
حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ (١)
رَسُولٌ مِّنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُّطَهَّرَةً (٢) فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ (٣) وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ (٤) وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَۚ
وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥) إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَاۚ
أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (٦) إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (٧) جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًاۖ
رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُۚ
ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (٨)
2.
Mengenal
Surah al-Bayyinah
Surat alBayyinah adalah surat yang ke 98 dari 114 surat dan
terletak pada juz 30. Surat alBayyinah terdiri dari 8 ayat dan termasuk surat
Madaniyah artinya surah yang diturunkan setelah Nabi Muhammad saw. Hijrah ke
Madinah. Surat alBayyinah diturunkan sesudah surat Ath Thalaq. AlBayyinah artinya bukti yang nyata, kata
alBayyinah diambil dari perkataan Al Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama
surat ini. Surat ini secara garis besar berisi tentang:
a.
Orang-orang
kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak goyah kepercayaannya
dan berselisih pendapat sesudah datangnya Nabi Muhammad saw.
b.
Mereka
hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas, mendirikan shalat, dan
mengeluarkan zakat yang merupakan ajaran agama yang lurus.
c.
Ancaman
terhadap orang-orang kafir itu ialah akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam.
d.
Orang
beriman dan beramal shalih dikategorikan sebaik-baik makhluk yang akan mendapat
balasan surga dan mendapat ridla Allah.
e.
Mengerjakan
shalat, puasa, dan zakat berhubungan dengan gerak lahir dan batin harus
dilakukan dengan ikhlas dan takwa untuk mencapai balasan yang disediakan bagi
orang-orang yang beriman dan beramal shalih.[6]
B.
Memahami Arti dan Isi Kandungan
Hadis tentang Amal Salih
1.
Lafal Hadits tentang Amal Sholih
Artinya :
“Dari Abi Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda : Apabila
anak Adam (manusia) telah meninggal dunia terputuslah semua amalnya kecuali
tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at, dan anak shalih
yang mendo’akan kedua orang tuanya” ( HR.Muslim).[7]
2.
Isi
Kandungan Hadits tentang Amal Sholih
a.
Setiap
manusia pasti kan meninggal dunia dan apabila ia telah meninggal dunia maka
putuslah semua amalnya.
b.
Ada
3 amal yang tidak akan putus pahalanya
walaupun orangnya telah meninggal dunia
yaitu :
1)
Sedekah
jariyah
2)
Ilmu
yang bermanfa’at
3)
Anak
shalih yang selalu mendo’akan orang tuanya
c.
Sedekah
jariyah adalah memberikan harta/benda untuk kepentingan umum yang dapat
dimanfaatkan secara terus menerus dengan niat
ikhlas semata- mata karena Allah swt. Contoh : mewakafkan tanah atau
memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid, mushalla, rumah sakit, jalan dan
lain sebagainya.
d.
Yang
dimaksud Ilmu bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan (dilaksanakan) pemiliknya
dan dijarkan kepada orang lain. Adapun ciri-ciri ilmu bermanfaat diantaranya :
1.
Ilmu
tersebut diajarkan kepada orang lain
2.
Ilmu
tersebut mempunyai manfaat dalam kehidupan
3.
Ilmu
tersebut tidak bertentangan dengan agama
e.
Orang
yang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya diibaratkan “pohon tanpa
buah” dan dia akan menjadi orang yang
celaka.
f.
Sedangkan
yang dimaksud Anak shalih adalah anak
yang taat beragama, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan suka berbuat baik
terhadap sesama.[8]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelajaran
Al-Qur’an Hadis di MI kelas 6 semester I berisi materi surat Ad-Duha,
Hukum bacaan Mad Thabi’i dan Mad Far’i (Mad Wajib Muttasil
dan Mad Jaiz Munfasil), serta hadis tentang keutamaan memberi. Sedangkan
untuk materi kelas 6 semester II ialah
surat Al-Bayyinah, dan hadis tentang amal sholih.
Dalam
penyampaian materi Al-Qur’an Hadis dapat menggunakan berbagai strategi active
learning agar memudahkan pemahaman serta tidak membuat siswa jenuh. Dapat
dilakukan pembiasaan membaca surat pendek sebelum pelajaran dimulai agar siswa
dapat dengan mudah menghafal surat-surat pendek (juz ‘amma).
DAFTAR PUSTAKA
Al Bugisy, Elo, dan Suntari. Buku Guru Qur’an
Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Kementrian Agama RI, 2016.
Al-Qur’an.
Suntari, dan Elo Al
Bugisy. Buku Siswa Qur’an Hadis Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6
MI. Jakarta: Kementrian Agama RI, t.t.
[1] Q.S. 93 : 1-11.
[2]
Suntari dan Elo Al Bugisy, Buku Siswa Qur’an Hadis Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Kelas 6 MI (Jakarta: Kementrian Agama RI, t.t.),
12.
[3]
Elo Al Bugisy dan Suntari, Buku Guru Qur’an Hadis Pendekatan
Saitifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (Jakarta: Kementrian
Agama RI, 2016), 28.
[7]
Al Bugisy, 61.
[8]
Al Bugisy, Buku Guru Qur’an
Hadis Pendekatan Saitifik Kurikulum 2013 Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah, 62.
No comments:
Post a Comment