Thursday, February 21, 2019

MATERI DAN PEMEBELAJARAN QURDIS KELAS 5 MI


MATERI DAN PEMEBELAJARAN QURDIS KELAS 5 MI
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah
 Materi Dan Pembelajaran Qur'an Hadits Di MI/SD


Dosen Pengampu:
Zamzam Mustofa, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 10:
1.      Aulia Nur Hariyanti         (210617189)
2.      Muhammad Indra K.F    (210617194)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
NOVEMBER 2018


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah al- Qur’an. Al-Qur’an adalah merupakan wahyu ilahi yang diberikan Allah kepada utusan-Nya Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat jibril. Kita sebagai umat Nabi Muhammad sepatutnya selalu membaca dan mengkaji makna yang terkandung didalamnya, karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup seluruh manusia agar selamat dunia akhirat.
Bahasa yang terkandung didalam Al-quran begitu indah dan menakjubkan. Sehingga mampu membuat kita merenungi kata demi kata untuk memahaminya. Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya ilmu pengeahuan. Ayat al-Qur’an yang pertama kali turun berisikan perintah untuk membaca. Membaca adalah kunci ilmu pengetahuan, sehingga sejak awal islam memang mencurahkan perhatian pada ilmu pengetahuan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Kafirun?
2.      Apa pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Ma’un?
3.      Apa pengertian dan isi kandungan dari Surah At-Takatsur?
4.      Bagaimana dengan hadist tentang menyayangi anak yatim?
5.      Apa yang dimaksud hukum bacaan mim mati?
6.      Apa pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Qadr?
7.      Apa pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-‘Alaq?
8.      Bagaimana dengan sifat-sifat orang munafik?
9.      Bagaimana dengan hukum bacaan waqaf dan washal?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Kafirun.
2.      Mengetahui pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Ma’un.
3.      Mengetahui pengertian dan isi kandungan dari Surah At-Takatsur.
4.      Memahami hadist tentang menyayangi anak yatim.
5.      Mengetahui hukum bacaan mim mati.
6.      Mengetahui pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-Qadr.
7.      Mengetahui pengertian dan isi kandungan dari Surah Al-‘Alaq
8.      Mengetahui sifat-sifat orang munafik.
9.      Mengetahui hukum bacaan waqaf dan washal.

 

BAB 2
PEMBAHASAN
A.     Surah Al-Kafirun
Nama Surah Al-Kafirun diambil dari lafal Al-Kafirun yang terdapat pada ayat pertama yang memiliki arti “orang-orang yang kafir”, dimana Surah Al-Kafirun adalah surah dengan urutan ke 109 yang berjumlah 6 ayat. Surah Al-Kafirun adalah surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di kota Mekah. Kandungan isi surah didalamnya yaitu suatu tuntunan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya agar jangan menghiraukan orang-orang kafir Quraisy yang senantiasa menghalang-halangi jalannya dakwah Nabi Muhammad SAW. [1]
Salah satu cara dari kaum Quraisy untuk menghalangi dakwah Rasulullah yaitu dengan berkata bahwa mereka akan menyembah Tuhan yang disembah Rasulullah selama setahun, tetapi dengan syarat bahwa Rasulullah juga harus menyembah tuhan yang mereka sembah. Dari peristiwa tersebut, maka Allah SWT menurunkan surah A-Kafirun yang mengatakan, “Katakanlah, wahai orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” hal ini menunjukkan Surah Al-Kafirun turun untuk mempertegas orang-orang kafir terutama dalam hal ibadah.







Surah Al-Kafirun beserta artinya:
  
Artinya:
1.      Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.      Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3.      Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4.      Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.      Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6.      Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."[2]
Kandungan isi Surah Al-Kafirun adalah:
1.      Allah SWT adalah Tuhan semesta alam.
2.      Nabi Muhammad SAW dan umat Islam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh umat pemeluk agama lain.
3.      Tidak boleh mencampuradukkan keyakinan dalam toleransi agama.

B.     Surah Al-Ma’un
Kata Al-Ma’un diambil dari kata Al-Ma’un yang terdapat pada ayat ke-7,surah ini tergolong surah makkiyah dan berjumlah 7 ayat. Turunnya surah ini berkenaan dengan orang-orang munafik yang suka memamerkan shalatnya.
Adapun kandungan surah Al-Ma’un, yaitu:
1.      Orang-orang yang mendustakan agama.
2.      Orang yang tidak menganjurkan memberi makanan kepada orang-orang miskin
3.      Orang yang shalatnya lalai.
4.      Orang yang riya dalam menjabarkan ibadah shalat.
5.      Orang yang shalat namun enggan memberi bantuan menggunakan barang-barang yang berguna.[3]
Surah Al-Kafirun beserta artinya:

Artinya:
1.      Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2.      Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3.      Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4.      Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5.      (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6.      Orang-orang yang berbuat riya.
7.      Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.[4]

C.     Surah At-Takatsur
Arti dari At-Takatsur yaitu bermegah-megahan, surah ini diturunkan sebagai bentuk teguran dari Allah SWT untuk orang-orang yang suka bermegah-megahan, sehingga mereka lupa akan tugas mereka didunia yaitu beribadah kepada Allah SWT dan Allah mengajarkan kita untuk tidak bermegah-megahan terutama dalam harta, misalnya memamerkan harta bendanya yang mahal harganya. Surah ini terdiri dari 8 ayat dan surah ke-102 yang diturunkan di kota Mekah (Surah Makkiyah).
Kandungan isi Surah At-Takatsur, yaitu:
1.      Bermegah-megahan akan melalaikan manusia dari tujuan hidupnya di dunia yaitu mencari keridhaan Allah SWT.
2.      Hendaklah manusia sadar akan segala kesalahan yang mereka perbuat sebelum maut menjemputnya
3.      Manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat atas harta bendanya yang dimiliki di dunia
4.      Manusia yang selalu menuruti hawa nafsunya akan menjadi penghuni neraka.[5]
Surah At-Takatsur beserta artinya:
O  
Artinya:
1.      Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2.      sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.      janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.      dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5.      janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6.      niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7.      dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin
8.      kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).[6]

D.    Hadits Tentang Menyayangi Anak Yatim
Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memilki orang tua lagi.[7] Adapun pengertian lainnya, anak yatim ialah anak-anak yang belum balig yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya atau salah satunya. Orang yang pertama yang bertanggung jawab adalah ahli warisnya untuk memelihara, mendidik, dan membesarkannya sehingga ia dapat menjalani hidup secara mandiri. Yatim piatu (istilah di Indonesia) yang diartikan sebagai anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya. Untuk itulah, anak yatim membutuhkan kehadiran orang tua asuh, yaitu orang yang mengikhlaskan dan mengorbankan diri termasuk harta untuk merawat mereka.[8] Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita patut untuk selalu menyayangi dan menolong sesama, seperti menyayangi anak yatim. Hukum memlihara dan menyayangi anak yatim adalah fardlu Kifayah yaitu apabila sudah ada yang mengurusinya, maka yang lain sudag tidak berdosa.
الْجَنَّةِ فِي الْيَتِيمِ وَكَافِلُ أَنَا ”: وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللَّهُ صَلَّى اللَّهِ رَسُولُ قَالَ : قَالَ بْنِ سَعْدٍ سَهْلٍعَنْ
شَيْئًا بَيْنَهُمَا وَفَرَّجَ وَالْوُسْطَى بِالسَّبَّابَةِ وَأَشَارَ ، هَكَذَا
Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” (H.R. Al-Bukhari).fnt
.
Hadis di atas memberikan motivasi kepada kita untuk mau peduli terhadap anak yatim. Orang yang mau peduli terhadap anak yatim dengan cara memeliharanya, akan memperoleh kedudukan yang tinggi yaitu berada di surga bersama Nabi Muhammad SAW, layaknya jari telunjuk dan jari tengah yang letaknya berdekatan. Anak-anak yatim membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua untuk perkembangan kepribadiannya. Namun, mereka tidak mendapatkan hal tersebut, karena ayah atau ibunya sudah meninggal. Maka, diperlukan orang lain yang dapat menggantikan peran orang tua untuk menuntun mereka ke jalan yang benar. .

E.     Hukum Bacaan Mim Mati
Hukum bacaan mim mati ini terdiri dari tiga jenis.[9] Yaitu:
1.      Ikhfa Syafawi ( ﺷَﻔَﻮِﻱّ ﺍِﺧْﻔَﺎﺀ )
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim. Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ﺏ ). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
a.       Mim mati bertemu huruf ba’ : ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻣَﺎ
b.      Mim mati bertemu huruf ba’ : ﺑِﺤِﺠَﺎﺭَﺓٍ ﺗَﺮْﻣِﻴْﻬِﻢْ

2.      Idghom Mimi ( ﻣِﻴﻤِﻲ ﺍِﺩْﻏَﺎﻡٌ )
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis).
Contoh:
a.       Mim mati bertemu huruf mim : ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻣَﺎ
b.      Mim mati bertemu huruf mim : ﻣُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺍِﻥْ
3.      Idhar Syafawi ( ﺷَﻔَﻮِﻱِّ ﻇْﻬَﺎﺭْﺍِ )
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup. Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ada 26 huruf, yaitu selain mim dan ba’.
Contoh:
1.      ﺍ ﺍَﺟْﺮٌ ﻓَﻠَﻬُﻢْ
2.      ﺕ ﺟَﻨﺖٍ ﺗَﺠْﺮِﻯ
No.
Huruf
Kalimat
No.
Huruf
Kalimat
1.
ا
اَجْرٌ فَلَهُمْ
14.
ض
وَامْضُوا
2.
ت
جَنتٍ تَجْرِى
15.
ط
طَعَامٌ لَهُم
3.
ث
مَاءً ثَجَّاجًا
16.
ظ
ظَنَّ ظَنَنتُمْ السَّوءِ
4.
ج
جَدِيْدٍ خَلْقٍ
17.
ع
عَذَابٌ وَلَهُمْ
5.
ح
حَافِظِيْنَ عَلَيْهِمْ
18.
غ
غَوْرًا مَاءُكُمْ
6.
خ
خَيْرُ هُمْ الْبَرِيَّةِ
19.
ف
فِيْهَا لَهُمْ
7.
د
دَارالاَخِرَةِ لَهُمْ
20.
ق
قَالُوْا رَأَوْهُمْ
8.
ذ
رَحْمَةٍ ذُوْا رَبُّكُمْ
21.
ك
كَانُوا اِنَّهُمْ
9.
ر
رِحْلَةَ اِيْلفِهِمْ
22.
ل
للَهُمْ اَ فَمَا يُؤْمِنُوْنَ
10.
ز
زَيَّنّا اَمْ السَمَاء
23.
ن
نَجْعَلْ اَلَمْ
11.
س
سَبْعًا فَوْقَكُمْ
24.
و
عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
12.
ش
شَرُّ هُمْ البَرِيَّةِ
25.
ھ
اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
13.
ص
صَادِقِيْنَ كُنْتُمْ اِنْ
26.
ي
يَعْلَمْ مَالَم

F.      Surah Al-Qadr
Surah ini diturunkan di kota Mekah (Makkiyah) dengan jumlah 5 ayat. Al-Quran pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agusutus 610 M, yang pada saat itu bertepatan dengan malam lailatul qadar. Al-Quran pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di gua Hira.






Surah Al-Qadr beserta artinya
Artinya:
1.      Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
2.      dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3.      malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4.      pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5.      malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.[10]
Pada ayat ketiga dari surah Al-Qadr diterangkan bahwa malam kemuliaan (lailatul qadar) lebih baik daripada seribu bulan. Menurut perhitungan manusia, seribu bulan sama dengan sekitar 83 tahun 4 bulan. Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk mencari malam lailatul qadar yang biasanya terdapat pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.[11] Di ayat ketiga dari surah Al-Qadr dijelaskan bahwa para malaikat dan malaikat Jibril turun ke bumi atas izin Allah. .


G.    Surah Al-‘Alaq
Al-‘Alaq artinya segumpal darah, yang merupakan surah dengan urutan ke-96 dengan jumlah ayat sebanyak 19 ayat, dimana ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad setelah beliau diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah SWT. Surah ini diturunkan pada malam hari, 17 Ramadhan pada saat Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hira melalui perantara Malaikat Jibril.
Surah Al-‘Alaq beserta artinya:
 
Artinya:
1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.      yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

H.    Sifat-sifat Orang Munafiq
Munafik adalah  orang yang lidahnya menyatakan keimanan akan tetapi hati yang sebenarnya tidak mengakui keimanan yang telah diucapkan tersebut.[12]
Mereka berada diantara mukmin dan kafir, karena lidahnya terucap percaya kepada Allah. Munafik adalah penyakit rohani yang tidak terlihat dan tidak tampak, namun bisa dikenali dengan beberapa tanda-tandanya. “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar dan jika dipercaya ia berkhianat”. (HR. Bukhori dan Muslim). Tiga sifat tersebut tidak dimaksudkan untuk membatasi tanda-tanda munafik pada tiga sifat tersebut saja, melainkan lebih dari itu, diantaranya melampaui batas perdebatan. .
 Berikut adalah sikap-sikap orang munafik:
1.      Apabila berkata, ia berdusta
Ciri pertama orang munafik adalah dusta, yaitu menyatakan yang tidak sebenarnya, contohnya seorang manusia yang lidahnya mengatakan beriman, namun hatinya tidak beriman.[13]

Artinya:
dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."(Q.S. Al-Baqarah: 14)[14]
2.      Apabila berjanji, ia mengingkari
Mereka dengan mudah membuat janji dan mereka juga tidak memenuhi janjinya. Pada masa Rasulullah, perbuatan semacam ini seringkali dijumpai oleh beliau dan para sahabatnya, misalnya ketika akan terjadi peperangan, pertama mereka berjanji bersama nabi untuk membela agama Islam, namun ketika pasukan Islam telah siap maju ke medan perang, mereka (orang-orang munafik) sibuk mencar-cari alasan agar tidak ikut berperang.[15]

3.      Apabila diberi amanah, ia bekhianat
Orang munafik mempunyai sifat sulit melaksanakan amanat, karena jika menerima amanat maka sering untuk bekhianat. Sifat munafik membawa akibat berupa kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, akibatnya seperti dibawah ini:
a.       Bersikap ragu-ragu (bingung) dalam menentukan sikap karena sikap mendua
b.      Dijauhi orang, karena merugikan orang lain
c.       Merusak tatanan dalam persahabatan
d.      Akan memperoleh siksa yang sangat pedih dengan masuk ke neraka yang paling bawah.[16]

I.       Hukum Bacaan Waqaf dan Washal
Waqaf menurut bahasa artinya berhenti.[17] Menurut istilah waqaf adalah menghentikan bacaan sejenak pada akhir ataupun pertengahan ayat. Penerapan waqaf disesuaikan dengan tanda tertentu. Tanda waqaf ada yang terdapat di akhir atau tengah tengah ayat. Sedangkan washal menurut bahasa artinya terus atau menyambung bacaan. Menurut istilah washal adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya diulang kembali.
Sebagian tanda waqof memakai istilah lain, seperti:
a.       Waqaf Murakhas ( ﺹ)
b.      Waqaf Mujawwaz (ﺯ )
c.       Waqaf Mustahab ( ﻗﻴﻒ ) fa’qof
Cara Mewaqafkan Bacaan Dalam Al-Qur’an[18]:
1.      Jika huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida ada perubahan sama sekali. Contohnya:
ﻓَﺎﺭْﻏَﺐْ — ﻓَﺤَﺪِّ ﺙْ — ﺍَﻋْﻤَﺎﻟَﻬُﻢْ (tetap dibaca a’maalahum, fahaddits – dan farghab )

2.      Jika huruf terakhir berharakat fathah, kasrah,dhammah, atau tanwin,maka huruf terakhir tersebut dibaca sukun (mati). Contohnya:
Lafadz  ﺧَﻠَﻖَ (Khalaqa) dibaca menjadi ﺧَﻠَﻖْ (khalaq)
3.      Jika huruf terakhir ta’ marbuthah (ﺓ ), baik letaknya di tengah ataupun di akhir kalimat. Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf ta’ marbuthah ( ﺓ ) tersebut dengan huruf ha’ ( ﻩْ ) yang dibaca sukun (mati). Contohnya:
Kata ﺃﺧِﺮَﺓٌ – ﺍﻟﻘَﺎﺭِﻋَﺔُ — ﺟﻨّﺔٌ dibaca menjadi ﺃﺧِﺮَﻩْ — ﺍﻟﻘَﺎﺭِﻋَﻪ — ﺟَﻨَّﻪْ
4.      Jika huruf terakhir berharakat (hidup), tetapi sebelumnya didahului huruf mati (sukun), maka dua huruf tersebut dibaca sukun semuanya, tapi huruf yang terakhir dibaca suara yang pelan. Contohnya:
Lafadz ﺑِﺎﻟْﻬَﺰْﻝِ (bil hazli) dibaca menjadi ﺑﺎِﻟْﻬَﺰْﻝْ (bil hazl)
5.      Jika di akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad yang huruf sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya dengan mematikan huruf yang terletak di akhir kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua sampai empat harakat. Contohnya:
ﻭَﭐﻟﺼَّﻴۡﻒِ — ﺍﻟﺤَﻜِﻴْﻢُ — ﻳَﺸْﻌُﺮُﻭْﻥَ
6.      Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat fathah tanwin (ً ), maka cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua harakat. Sehingga ketika berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh. Contohnya:
Lafadz ﺍَﻓْﻮَﺍﺟًﺎ dibaca menjadi ﺍﻓْﻮَﺍﺟَﺎ , kemudian lafadz ﺳَﻼَ ﻣًﺎ dibaca menjadi ﺳَﻠَﺎ ﻣَﺎ
7.      Jika huruf terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, seperti:
ﻣِﻨْـﻬُﻦَّ dibaca ﻣِﻨْـﻬُﻦّْ , ﺧﻠَﻘَﻬُﻦَّ dibaca ﺧَﻠَﻘَﻬُﻦّ
8.      Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ﺅ ] dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek bila washal, seperti :
 ﻳَـﺘَـﻔَـﻴَّـﺆُﺍ dibaca ﻳَـﺘَـﻔَـﻴَّـﺄْ



BAB 3
PENUTUP
·        Kesimpulan
Nama Surah Al-Kafirun diambil dari lafal Al-Kafirun yang terdapat pada ayat pertama yang memiliki arti “orang-orang yang kafir”, dimana Surah Al-Kafirun adalah surah dengan urutan ke 109 yang berjumlah 6 ayat.
Kata Al-Ma’un diambil dari kata Al-Ma’un yang terdapat pada ayat ke-7,surah ini tergolong surah makkiyah dan berjumlah 7 ayat.
Arti dari At-Takatsur yaitu bermegah-megahan, surah ini diturunkan sebagai bentuk teguran dari Allah SWT untuk orang-orang yang suka bermegah-megahan.
Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memilki orang tua lagi. Adapun pengertian lainnya, anak yatim ialah anak-anak yang belum balig yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya atau salah satunya.
Hukum bacaan mim mati ini terdiri dari tiga jenis, yaitu Ikhfa’ syafawi, Idzhar Syafawi dan Idgham mimi.
Surah Al-Qadr diturunkan di kota Mekah (Makkiyah) dengan jumlah 5 ayat. Al-Quran pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agusutus 610 M, yang pada saat itu bertepatan dengan malam lailatul qadar.
Al-‘Alaq artinya segumpal darah, yang merupakan surah dengan urutan ke-96 dengan jumlah ayat sebanyak 19 ayat, dimana ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad setelah beliau diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah SWT.
Munafik adalah  orang yang lidahnya menyatakan keimanan akan tetapi hati yang sebenarnya tidak mengakui keimanan yang telah diucapkan tersebut.
Menurut istilah waqaf adalah menghentikan bacaan sejenak pada akhir ataupun pertengahan ayat. Penerapan waqaf disesuaikan dengan tanda tertentu, menurut istilah washal adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya diulang kembali.


DAFTAR PUSTAKA
AM, Maftukhah. Metode Pengajaran Bacaan Ghorib/Muskilat. Pati: PP NQ, 2007.
K , Muhsin M. Mari Mencintai Anak Yatim. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis. Jakarta: Direktorat Jenderal  Pendidikan Islam, 2015.
Syaitut , Syaikh Mahmud. Metodologi Al-Qur’an. Solo: CV. Ramadhani, 1991.

Wahyudi , Moh. Ilmu Tajwid Plus. Surabaya: Halim Jaya, 2007.




[1] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2015), 7.
[2] Q.S.109 : 1-6.
[3] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,10.
[4] Q.S.107 : 1-7.
[5] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,26.
[6] Q.S.102 : 1-8.
[7] Syaikh Mahmud Syaitut, Metodologi Al-Qur’an (Solo: CV. Ramadhani, 1991), 116. 
[8] Muhsin M. K, Mari Mencintai Anak Yatim (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 2. 
[9] Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus (Surabaya: Halim Jaya, 2007), 109.
[10] Q.S.97 : 1-5.
[11] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,53.
[12] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis, 67.
[13] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis, 70.
[14] Q.S.2 : 14.
[15] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,70.
[16] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,71.
[17] Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hadis,76.
[18] Maftukhah, AM, Metode Pengajaran Bacaan Ghorib/Muskilat (Pati: PP NQ, 2007), 1-21.


No comments:

Post a Comment