PEMBELAJARAN
ALQUR’AN DAN HADIST MADRASAH IBTIDA’IYAH SEMESTER
GENAP
DAN GANJIL 1/2
Makalah
disusun untuk memenuhi mata kuliah
Study
Hadist
Dosen
Pengampu
ZAMZAM
MUSTOFA M,Pd
Di susun oleh :
1. Indmas Tresna Pratiwi (210617187)
2. Rika Wahyu Widiyanti (210617207)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
November 2018
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji
syukur al-hamdulillah kehadlirat Allah Swt., yang menciptakan, mengatur dan menguasai seluruh makhluk di dunia dan
akhirat. Semoga kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw.,
beserta keluarganya yang telah membimbing manusia untuk meniti jalan lurus
menuju kejayaan dan kemuliaan. Fungsi pendidikan agama Islam untuk membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar
umat beragama, dan ditujukan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan
penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Untuk merespons
beragam kebutuhan masyarakat modern, seluruh elemen dan komponen bangsa harus
menyiapkan generasi masa depan yang tangguh melalui beragam ikhtiyar
komprehensif. Hal ini dilakukan agar seluruh potensi generasi dapat tumbuh
kembang menjadi hamba Allah yang dengan karakteristik beragama secara
baik, memiliki cita rasa religiusitas,
mampu memancarkan kedamaian dalam totalitas kehidupannya. Aktivitas beragama
bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat
dengan mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak yang terjadi dalam diri
seseorang dalam beragam dimensinya. Sebagai ajaran yang sempurna dan
fungsional, agama Islam harus diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan nyata,
sehingga akan menjamin terciptanya kehidupan yang damai dan tenteram. Oleh
karenanya, untuk mengoptimalkan layanan pendidikan Islam di Madrasah, ajaran
Islam yang begitu sempurna dan luas perlu dikemas menjadi beberapa mata
pelajaran yang secara linear akan dipelajari menurut jenjangnya. Pengemasan
ajaran Islam dalam bentuk mata pelajaran di lingkungan Madrasah.
Ponorogo
,12 November 2018
Penyusun
KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MATA PELAJARAN :
Al-Qur'an Hadis
KELAS
IV SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
||||||||
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
|
1.4. Meyakini bahwa niat merupakan syarat sahnya
suatu ibadah
|
||||||||
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya.
|
|
||||||||
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain.
|
|
||||||||
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia
|
|
KELAS
IV SEMESTER GENAP
KOMPETENSI
INTI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
|||||
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
|
|
|||||
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
|
|
|||||
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
|
|
|||||
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.4 Menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam
bilagunnah, dan iqlab
|
Daftar isi
Kata
Pengantar
........................................................................................................
iii
Daftar
Isi
...................................................................................................................
viii Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
............................................................... xiii
BAB 1
Pendahuluan………………………………………………………………………..2
Semester 1
Pelajaran 1 Mari Belajar Surah An
Nasr ...............................................................
3
Pokok kandungan surah al kausar ……………………………………………….5
Pokok kandungan surah al ‘adiyat ……………………………………………….6
Kandungan hadist tentang niat ……………………………………………………10
Semester 2
Surah al-Lahab ……………………………………………………………………..11
Kandungan
surah al-Lahab ………………………………………………………..12
Hadis
Tentang Silaturahmi …………………………………………………………14
Hukum
Bacaan Nun Sukun Dan Tanwin
…………………………………………..16
BAB
111
PENUTUP
Kesimpulan
dan saran ……………………………………………………………….20
Daftar
pustaka ………………………………………………………………………..21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya untuk memperkenalkan Al-Qur’an Hadits sejak
dini menjadi hal yang penting. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits diarahkan untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan peserta didik terhadap Al-Qur’an, sehingga
memperoleh pengetahuan yang baik dan benar.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah,
menekankan proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang
harus dimiliki oleh seorang muslim terhadap ajaran tersebut. Di antaranya
adalah membaca, menulis, mengartikan, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an.
Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi siswa MI tersebut, seorang guru tentunya
harus mempersiapkan metode-metode yang digunakan dalam menyampaikan materinya.
Selain itu, seorang pendidik yang baik juga dituntut untuk mempersiapkan sumber
belajar dengan baik demi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
B. Rumusan Masalah
1.
menjelaskan tentang surah - surah
pendek beserta kandungan
2. mengetahui tanda-tanda bacaan
3. mengetahui
adat dan sopan santun bersilaturahmi
C. TUJUAN
Memahami pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah dan
pendekatan-pendekatan yang dapat dipergunakan untuk proses pembelajaran
tersebut. Memahami sumber-sumber belajar dan media pembelajaran Al-Qur’an dan
hadits.
BAB 11
PEMBAHASAN
Al-Qur’an
Hadis Semester 1
1.
Surah an nashr
A.
Ringkasan materi
a.
Surat an nashr termasuk golongan surah makiyah walaupun diturankan
dikota mekah. Karena surah ini turun sesudah Nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah.
b.
Surah an nashr terdiri dari 3 ayat dan merupakan surat ke 110 dari
114 surat dalam Al-Quran.
c.
Kata an nashr diambil dari ayat pertama dalam surah an nashr yang
pertolongan.
B.
Lafal surah an nashr

C.
Terjemah surah an nashr
Dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
a. Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan,
b. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong
masuk agama Allah,
c. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampunan kepada-
Nya.
Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
D.
Pokok kandungan surah an nashr
a.
Surah an-Nasr tergolong surah Madaniyyah tetapi diturunkan di
Makkah
sesudah hijrah,
terdiri dari 3 ayat, merupakan surah yang ke 110 dalam al-
Qur’an,
diturunkan setelah surah At-Taubah. An-Nasr artinya pertolongan
b. Agama yang dibawa Nabi Muhammad saw. pasti membawa kemenagan
c. Allah memerintahkan kepada hambanya agar
senantiasa berdoa dan meminta
pertolongan kepadanya.
d. Kita
diperintah bertobat dan memohon ampun kepada Allah atas segala dosa
yang telah kita
perbuat
e. Pertolongan
dan kemenangan datangnya dari Allah. Kewajiban manusia
berusaha dan
berdoa serta mensucikan nama Allah dan bersyukur kepadanya.[1]
2.
Surah al kausar
A.
Ringkasan materi
a.
Surah al kausar termasuk golongan surah makkiyah ( diturunkan di
mekkah).
b.
Surah al kausar terdiri 3 ayat dan merupakan suraj ke 108 dari 114
surah dalam Al-Quran.
c.
Kata al kausar diambil dari ayat pertama dalam surah alkausar yang
berarti nikmat yang banyak.
B.
Lafal surah al kausar
C.
Terjemah surah al kausar
a.
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
b.
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai
ibadah
dan mendekatkan
diri kepada Allah).
c.
Sungguh, orang-orang yang
membencimu dialah yang terputus (dari rahmat
Allah).
D.
Pokok kandungan surah al kausar
a.
Surah al-Kautsar merupakan surah ke-108 dalam Al-Qur'an, tergolong
surah
Makkiyah,
terdiri dari 3 ayat, al-Kautsar artinya nikmat yang banyak.
b.
Allah menganugerahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya nikmat
yang banyak,
oleh karena itu kita diperintahkan untuk bersyukur dengan
melaksanakan
salat dan berkurban.
c.
Orang yang membenci Nabi
Muhammad saw. dan ajarannya adalah orang
yang terputus
dari rahmat Allah, mereka tidak akan mendapat kebaikan di
dunia maupun
akhirat.[2]
3.
Surah al ‘adiyat
A.
Ringkasan materi
a.
Surah al ‘adiyat terdiri atas 11 ayat dan tergolong surah makkiyah.
b.
Surah ini diturunkan setelah surah al ‘asr.
c.
Nama al ‘adiyat diambil dari kata al ‘Aadiyaat yang berarti berlari
kencang yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
B.
Lafal surah al ‘adiyat

C.
Terjemah surah al ‘adiyat
a.
Demi kuda perang yang berlari terengah-engah,
b.
Dan kuda yang memercikkan bunga api ( dengan pukulan kuku kakinya),
c.
Dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi.
d.
Sehingga menerbangkan debu,
e.
Lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
f.
Sungguh, manusia itu sangat ingkar (tidak bersyukur) kepada
tuhannya,
g.
Dan sesunguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya.
h.
Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.
i.
Maka tidaklah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur
dikeluarkan.
j.
Dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?
k.
Sungguh, tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan
mereka.[3]
D.
Pokok kandungan surah al ‘adiyat
4.
Idhar dan ikhfa
1. Pengertian
a. Izhhar (
إِظْهَارْ )
Izhhar artinya jelas. Nun mati/tanwin dibaca
izhhar (jelas) apabila bertemu dengan huruf halqi (tenggorokan) yang
jumlahnya ada 6 yaitu ء ه ى ح
خ ع غ . Keenam huruf ini semua makhrajnya pada
tenggorokan (halqi) sehingga bacaan izhharnya disebut juga Izhhar Halqi
( إِظْهَارْ حَلْقِيْ ). Cara
membacanya harus jelas bacaan nun mati/tanwinnya, tidak boleh terpengaruh oleh
huruf sesudahnya. Contoh bacaan Izhhar Halqi dalam kalimat dapat dilihat pada
tabel berikut:
No.
|
Tertulis
|
Dibaca
|
Keterangan
|
||
1
|
يَنْئَوْنَ
|
يَنْئَوْنَ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
ء
|
2
|
كُلٌّ
اَمَنَ
|
كُلٌّ
اَمَنَ
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
ء
|
3
|
يَنْهَوْنَ
|
يَنْهَوْنَ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
هى
|
4
|
قَوْمٍ
هَادٍ
|
قَوْمٍ
هَادٍ
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
هى
|
5
|
مِنْ
عِلْمٍ
|
مِنْ
عِلْمٍ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
ع
|
6
|
جَنَّةٍ
عَالِيَةٍ
|
جَنَّةٍ
عَالِيَةٍ
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
ع
|
7
|
مِنْ
غِلٍّ
|
مِنْ
غِلٍّ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
غ
|
8
|
عَزِيْزٌ
غَفُوْرٌ
|
عَزِيْزٌ
غَفُوْرٌ
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
غ
|
9
|
وَانْحَرْ
|
وَانْحَرْ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
ح
|
10
|
حَمِيْمٌ
حَمِيْمًا
|
حَمِيْمٌ
حَمِيْمًا
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
ح
|
11
|
مِنْ
خَيْرٍ
|
مِنْ
خَيْرٍ
|
نْ
|
bertemu
dengan huruf
|
خ
|
12
|
نِدَاءً
خَفِيًّا
|
نِدَاءً
خَفِيًّا
|
Tanwin
|
bertemu
dengan huruf
|
خ
|
b. Ikhfa’
( إِخْفَاءْ
)
Ikhfa’ artinya menyamarkan. Di sini ikhfa’
berarti pengungkapan huruf yang mati dan tersembunyi dari tasydid pada bacaan
antara izhhar dan idgham dengan mendengungkan huruf yang pertama. Nun
mati/tanwin dibaca ikhfa’ apabila bertemu dengan semua huruf hijaiyyah selain
huruf-huruf izhhar, idgham, dan iqlab.
Jumlah huruf ikhfa’ ada 15, yaitu ت ث ج د
ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك.
Cara membacanya adalah suara nun mati/tanwin masih tetap terdengar tetapi
samar-samar antara izhhar dan idgham dan terus bersambung dengan makhraj huruf
sesudahnya, sehingga kedengarannya seperti ‘ng’ jika bertemu ق ك dan
adakalanya seperti ‘ng’ dan ‘ny’ jika bertemu huruf ث ذ ز س
ش ظ ف dan
ada kalanya seperti ‘ny’ jika bertemu huruf ج dan
ada kalanya tetap berbunyi nun jika bertemu dengan huruf ت د ض ط.
Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut.[4]
No.
|
Tertulis
|
Dibaca
|
Keterangan
|
||
1.
|
اُنْصُرْنَ
|
اُنْصُرْنَ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ص
|
2.
|
رِجَالٌ
صَدَقُوْا
|
رِجَالُنْ
صَدَقُوْا
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ص
|
3.
|
مُنْذِرٌ
|
مُنْذِرُنْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ذ
|
4.
|
صَوَابًا
ذَلِكَ
|
صَوَابَنْ
ذَلِكَ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ذ
|
5.
|
مَنْثُوْرًا
|
مَنْثُوْرَنْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ث
|
6.
|
شِهَابٌ
ثَاقِبٌ
|
شِهَابُنْ
ثَاقِبُنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ث
|
7.
|
اِنْ
كُنْتُمْ
|
اِنْ
كُنْتُمْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ك
|
8.
|
مُسْرِفٌ
كَذَّابٌ
|
مُسْرِفُنْ
كَذَّابُنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ك
|
9.
|
مَنْ
جَاءَ
|
مَنْ
جَاءَ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ج
|
10.
|
عَيْنٌ
جَارِيَةٌ
|
عَيْنُنْ
جَارِيَتُنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ج
|
11.
|
يُنْشِئُ
|
يُنْشِئُ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ش
|
12.
|
لِنَفْسٍ
شَيْئًا
|
لِنَفْسِنْ
شَيْئَنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ش
|
13.
|
مِنْ
قَبْلُ
|
مِنْ
قَبْلُ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ق
|
14.
|
سَلاَمٌ
قَوْلاً
|
سَلاَمُنْ
قَوْلَنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ق
|
15.
|
مِنْ
سُهُوْلِهَا
|
مِنْ سُهُوْلِهَا
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
س
|
16.
|
بِقَلْبٍ
سَلِيْمٍ
|
بِقَلْبِنْ
سَلِيْمِنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
س
|
17.
|
اَنْدَادًا
|
اَنْدَادَنْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
د
|
18.
|
قِنْوَانٌ
دَانِيَةٌ
|
قِنْوَانُنْ
دَانِيَتُنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
د
|
19.
|
اِنْطَلَقُوْا
|
اِنْطَلَقُوْا
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ط
|
20.
|
بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ
|
بَلْدَتُنْ
طَيِّبَتُنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ط
|
21.
|
اَنْزَلْنَا
|
اَنْزَلْنَا
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ز
|
22.
|
نَفْسًازَكِيَّةً
|
نَفْسَنْ
زَكِيَّتَنْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ز
|
23.
|
لِيُنْفِقْ
|
لِيُنْفِقْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ف
|
24.
|
خَالِدًا فِيْهَا
|
خَالِدَنْ
فِيْهَا
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ف
|
25.
|
مِنْ
تَحْتِهَا
|
مِنْ
تَحْتِهَا
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ت
|
26.
|
جَنَّاتٍ
تَجْرِىْ
|
جَنَّاتِنْ
تَجْرِىْ
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ت
|
27.
|
مَنْضُوْدٍ
|
مَنْضُوْدِنْ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ض
|
28.
|
كُلاًّ
ضَرَبْنَا
|
كُلاًّ
ضَرَبْنَا
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ض
|
29.
|
يَنْظُرُوْنَ
|
يَنْظُرُوْنَ
|
نْ
|
bertemu dengan huruf
|
ظ
|
30.
|
قُرًى
ظَاهِرَةً
|
قُرَنْ
ظَاهِرَةً
|
tanwin
|
bertemu dengan huruf
|
ظ
|
5.
Hadist tentang niat
A.
Lafal hadist tentang niat

B.
Terjemah hadist tentang niat
Dari Umar bin
Khattab ra. Berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersbda:
Sesungguhnya
sah atau tidaknya suatu amal, bergantung kepada niatnya. Dan yang
dinggap amal
setiap orang adalah apa yang ia diniatkan.
(Hadis Riwayat Bukhari Muslim)[5]
C.
Kandungan hadist tentang niat
a. Niat adalah
menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan
perbuatan.
b. Niat sangat
menentukan sahnya suatu ibadah
c. Hal yang
membedakan antara kebiasaan dan ibadah adalah niatnya.
d. Allah akan
menerima amal ibadah seseorang yang diniatkan secara ikhlas
semata-mata
mengharap ridla-Nya
e. Hindarilah perbuatan (amal ibadah) karena
ingin dilihat (ria) atau ingin
didengar
(sum’ah) orang lain.[6]
6.
Hadist tentang taqwa
A.
Lafal hadist tentang taqwa

B.
Terjemah hadist tentang taqwa
Dari Abu Dzar
r.a. berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Bertakwalah kepada Allah
di manapun kamu
berada, dan ikutilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik,
niscaya akan
menghapuskannya dan bergaullah kepada
manusia dengan akhlak
yang baik” (HR. at-Tirmidzi)
C.
Pokok Isi kandungan hadis tentang takwa riwayat At-Tirmizi dari Abu
Dzar
a. Takwa
menurut bahasa artinya patuh, taat atau menjaga. Sedangkan menurut
istilah takwa
adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Takwa harus
dilakukan di setiap tempat dan waktu
c. Apabila kita
sudah terlanjur melakukan perbuatan yang buruk, maka hendaknya
mengikutinya
dengan perbuatan baik agar bisa menghapusnya.
d. Kita harus
bergaul kepada sesama manusia dengan akhlak yang mulia
e. Orang yang
bertakwa memperoleh kedudukan yang mulya di sisi Allah.
SEMESTER 2 (GENAP )
A.
Surah
al-Lahab
Surah al-Lahab adalah surah yang ke 11 dari 114
surah yang ada didalam al-qu’an. Sura ini terdiri atas lima ayat dan termasuk
surah makkiyah nama al-Lahab diambil dari ayat tiga yang berarti gejolak api. Surah al-Lahab turun sesudah
surah an-Nasr. Dinamakan al-Lahab karena didalamnya menceritakan tentang
pertentangan Abu Lahab dan istrinya terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW. Dan
balasan yang akan diterimanya.

Artinya
:Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih , maha penyayag
1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
benar-benar binasa dia
2) Tidaklah berguna hartanya dan apa yang
dia usahakan
3) Kelak dia akan dimasukkan ke dalam api
yang begejolak (neraka )
4) Dan (begitu pula) istrinya , pembawa
kayu bakar (penyebar fitnah)
5) Dilehernya ada tali sabut yang dipintal.
1) Kandungan surah al-Lahab
Abu Lahab adalah paman nabi Muhammad SAW. Nama kecil
Abu Lahab adalah Abdul Uzza adalah nama berhala yang dipuja orang kafir
Quraisy. Disebut Abu lahab karena wajahnya yang tampan dan bersinar terang
.istrinya bernama Arwa , saudara Abu Sofyan.
Sebelum Nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi rosul ,
antara Abu Lahab dan beliau berhubungan baik , namun ketika Nabi Muhammad SAW.
Menerima perintah untuk mendakwahkan agama islam . Abu Lahab berbalik
memusuhinya .Abu Lahab dengan berbagai cara memusuhi dan menghalangv-halangi
dakwah beliau.
Surah al-Lahab memberikan ancaman kepada Abu Lahab
yang telah memnentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Meskipun harta benda Abu Lhab
sangat banya, semua itu tidak akan menyelamatkan dari siksa allah swt . dia
akan dimasukkan kedalam api neraka yang menyala-nyala sangat pans
Arwa, istrinya Abu lLahab , juga mendapat ancaman
karena selalu membantu menghalang-halangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Karena
perbuatanya itu , dia pun akan dimasukan kedalam api neraka yang menyala-nyala
bersama Abu Lahab.
B.
Surah al-Insyirah
Surah ini termasuk golongan surat makkiyah dan surah
yang ke -94 dalam Al-Qur’an. Surah al-Insyirah terdiri dari 8 ayat. Surah ini
diturunkan sesudah surah ad-Duha. Nama al-Insyirah diambil dari lafal nasyrah
pada ayat pertama yang berarti melapangkan.
Sebelum mempelajari terjemah dan kandungan surah
al-Insyirah, mari kit abaca lafal ayat berikut dengan baik dan benar.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
1. Alam nasyrah laka shadrak(a)
"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu (Muhammad)
dadamu,"
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
2. Wawadha'naa 'anka wizrak(a)
"dan (bukankah) Kami telah menghilangkan darimu
bebanmu,"
الَّذِي
أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
3. Al-ladzii anqadha zhahrak(a)
"yang memberatkan punggungmu."
وَرَفَعْنَا
لَكَ ذِكْرَكَ
4. Warafa'naa laka dzikrak(a)
"Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu."
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. Fa-inna ma'al 'usri yusran
"Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada
kemudahan,"
إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. Inna ma'al 'usri yusran
"Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada
kemudahan."
فَإِذَا
فَرَغْتَ فَانْصَبْ
7. Fa-idzaa faraghta faanshab
"Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain,"
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَب
8. Wa-ila rabbika faarghab
"dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu
berharap."
1. Kandumgan suirah al-Insyirah
Surah al-Insyirah menerangkan bahwa kemudahan akan
mengikuti kesulitan rasulullah SAW Dalam menyampaikan dakwah, Allah Swt. Telah
mempersiapkan Rasulullah saw. Untuk menerima tanggung jawab yang berat , yaitu
menyampaikan dakwah.Allah swt. Membuka hati beliau untuk menerima ilmu dan
hikmah. Semua itu menjadi bekal untuk memikul beban dakwah. Dengan demikian,
Rasulullah saw, tidak merasa berat memikulnya.
Allah Swt. Memerintahkan agar setelah menunaikan
sesuatu tugas, disusul dengan mengerjakan tugas yang lain.
Di ayat lain juga disebut apabila telah selesai
(dari sesuatu urusan ) , tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Artinya ketika kita sudah mengerjakan sesuatu, janganlah santai-santai atau
menyia-nyiakan waktu. Isilah dengan sesuatu yang bermanfaat , bekerja lebih
keras , belajar lebih tekun, dan mengerjakan amal saleh lebih baik.
C.
Hadis Tentang Silaturahmi
Silaturahmi merupakan perbuatan yang terpuji. Islam
telah mengatur tata cara silaturahmi.manfaat silaturahmi sangat besar bagi diri
kita maupun orang lain. Allah akan memberikan pahala kepada orang yang senang
bersilaturahmi.
Banyak manfaat yang kita peroleh dari silaturahmi,
antara lain bertambah erat rasa persaudaraan kita, bahkan Allah Swt akan
melapangkan rezeki kita. Silaturahmi tidak hanya sebatas mengunjungi sanak
keluarga, tetapi juga teman-teman kita.[7]
1. Melafalkan Hadis Tentang Silaturahmi
Islam mengajarkan umatnya untuk
selalu menjalin hubungan baik kepada siapapun. Caranya dengan mengadakan
silaturahmi. Mari kit abaca dua hadist tentang silaturahmi.
Hadis 1
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي
الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
”Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS. Muhammad:
22).
Hadis
2
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ
Dari
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya rahim itu berasal dari
Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan
barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (HR. Bukhari)
2. Kandungan Hadist Tentang silaturahmi
Sangat penting silaturahmi terhadap keluarga.
Ancaman orang yang memutuskan
silaturahmi adalah tidak akan masuk surga. Untuk mempererat persatuan.
Kita harus silaturahmi, baik dengan keluarga maupun tetangga. Tetangga adalah
keluarga yang paling dekat. Ketika kita sakit ,susah dan butuh pertolongan,
yang pertama kali membantu adalah tetangga. Oleh karena itu, kita harus berbuat
baik dengan tetangga.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam
hidup bertetangga. Di antaranya saling menolong, mengunjungi , menjaga keamanan
lingkungan, dan mengingatkan untuk beribadah kepada Allah. [8]
Bersilaturahmi adalah mengunjungi sanak keluarga
atau teman, baik yang dekat maupun yang jauh. Tujuannya adalah agar
persaudaraan antara satu dan yang lain salin kuat. Dan mengucap salam ketika
bertamu , berbicara sopan santun, berjabat tangan, berbicara dengan bahasa yang
santun, dan gunakan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi.
D.
Hukum Bacaan Nun
Sukun Dan Tanwin
Menurut bahasa, Idgam berarti memasukkan atau
meleburkan. Menurut istilah, Idgam berarti memasukkan huruf mati ke dalam huruf
hidup berikutnya seakan terdapat tanda tasydid.
Bacaan Idgam dalam hokum Nun sukun atau tanwin ada
dua, yaitu Idgam Bigunnah dan Idgam bilagunnah. Idgam bigunnah berarti
memasukkan dengan mendengung , sedangkan Idgam bilagunnah berarti memasukkan
dengan tanpa suara dengung.
a)
Idgam Bigunnah
Idgam
bighunnah ini artinya idgham yang memakai dengung (ghunnah). Huruf idgham
bighunnah ini ada empat: ي
(ya’), ن
(nun), م
(mim) dan, و
(wawu), atau sering disingkat dalam satu kalimat يَنْمُوْ (yanmuw).

Contoh :
هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ = tanwin bertemu lam
مِّن رَّبِّهِمْ = nun mati bertemu ro'
وَلَكِن لاَّ = nun mati bertemu lam
ظُلُمَاتٍ لاَّ = tanwin bertemu lam
رِزْقاً لَّكُمْ = tanwin bertemu lam
b)
Idgam Bilagunnah
Idgham bilaghunnah ini dibaca ketika huruf nun
suskun (mati) atau harakat tanwin bertemu dengan huruf ل (lam) dan ر (ra’), cara membacanya adalah suara nun sukun atau tanwin masuk ke huruf ra
atau lam. Namun tidak boleh
mendengung.
Contoh:
هُدًى مِّن = tanwin bertemu mim
غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ = tanwin bertemu wawu
مَن يَقُولُ = nun mati bertemu ya'
أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ= tanwin bertemu mim
فِرَاشاً وَالسَّمَاء = tanwin bertemu wawu
c)
Bacaan Iqlab
Bacaan Iqlab adalah salah satu dari beberapa hukum tajwid yang terjadi
ketika terdapat huruf Nun Sukun ( نْ ) ataupun tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang bertemu dengan huruf Ba' ( ب ). Arti dari Iqlab adalah
menggantikan atau mengubah sesuatu dari bentuk aslinya.
Cara Membaca Bacaan Iqlab
Cara membaca hukum Iqlab ini adalah
dengan cara beralih atau mengubah
huruf نْ
ataupun
tanwin ــًــ,
ــٍــ, ــٌــ menjadi suara huruf Mim Sukun
( مْ
),
oleh sebab itu saat terjadi Nun Mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf Ba'
(ب
),
maka bibir atas dan bawah akan tertutup sebagaimana posisinya, serta juga
diiringi dengan suara dengung sekitar 1 Alif (2 harakat).
Kalimat
|
Keterangan
|
فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ
|
Nun mati bertemu ba’
|
لَئِنْ بَسَطْتَ
|
Nun mati bertemu ba’
|
مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ
|
Nun mati bertemu ba’
|
عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ
|
Nun mati bertemu ba’
|
مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ
|
Nun mati bertemu ba’
|
مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ
|
Nun mati bertemu ba’
|
BAB
111
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tujuan dan pendekatan pembelajaran Al-qur’an dan Hadits
adalah agar
murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil
melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan sehari-hari
sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan Sumber belajar dan media belajar adalah kedua
komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam menunjang
pembelajaran, dengan penyampaian komunikasi yang apik dan dapat dipahami serta
diterima oleh peserta didik.
B.
SARAN
Guru harus menguasai materi terlebih dahulu sebelum
menyampaikan pelajaran dan dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar
dan media pembelajaran yang tepat. Karena
sumber belajar dan media yang tepat adalah unsur penunjang dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan
fungsinya sangat ditentukan oleh jenis, bentuk, dan tujuan komunikasi itu sendiri.
Daftar
pustaka
Faizin Hamam, buku Alquran hadis kelas lV (2014, CV.
LESTARI ILMU),M
Fata
coirul cinta Al-Qur’an dan Hadis untuk
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
[1]Faizin Hamam, buku Alquran hadis kelas lV (2014, CV.
LESTARI ILMU),M hal 1
[4]
Ibid, hal 62
[6]
Ibid, hal 35
[7] Ibid hal 113 -115
[8] Ibid 113 – 128
No comments:
Post a Comment