PENDEKATAN PEMBELAJARAN AL QUR’AN DAN HADIS DI MI
Materi dan Pembelajaran Al Qur’an dan Hadis di MI/SD
Dosen Pengampu : Zamzam Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.
Oleh GMI F
FITRIA WIDIASARI (210617196)
NOVI DIAH AYU (210617183)
KHOIRUL ANAM (210617200)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
PONOROGO 2018
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................
Daftar isi ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan
Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan
.......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan Pembelajaran.............................................................
5
B. Fungsi Dan
Jenis-Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran Qurdis Di MI........... 6
C. Rancangan Implementasi
Pendekatan Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran
ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses
komukasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.[1] Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya
interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat
tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu
terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi
ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak
berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar
mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang
mengajar.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang
berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang
anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.
Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu
merupakan individu dengan segala
perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam
pembelajaran, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan
bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama
dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang
pendidik ambil dalam pengajaran.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian pendekatan pembelajaran?
2.
Apakah fungsi dan jenis pendekatan pembelajaran
3.
Bagaimana rancangan implementasi pendekatan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
2.
Mengetahui fungsi dan jenis pendekatan pembelajaran
3.
Mengetahui rancangan implementasi pendekatan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach
yang salah satu artinya adalah “pendekatan”. Dalam pengajaran approach diartikan
sebagai a way of beginning something” ‘cara memulai sesuatu’. Sehingga
pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriksiswa dalam pengelolaan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain itu pendekatan pembelajaran
adalah arah suatu kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan.
Pengertian lain dari pendekatan pembelajaran adalah jalan
atau cara yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk memungkinkan siswa
belajar. Jadi pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan suatu
materi yang memungkinkan siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam perannya sebagai pembimbing guru berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang
kondusif. Guru sebagai fasilitator berusaha memberikan fasilitas yang baik
melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.[2]
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa
ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.
B.
Fungsi Pendekatan Bagi Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis
di MI
1.
Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang digunakan
2.
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran
3.
Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai
4.
Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul
5.
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan[3]
C. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis
a. Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman
yaitu pemberian pengalaman tentang Al-Qur’an dan Hadis kepada peserta didik
dalam rangka penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan Hadis baik secara individual
maupun secara kelompok. Syaiful Bahri Djamrah menyatakan bahwa pengalaman yang
dilalui seseorang adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa,
namun selalu dicari oleh siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik
dari sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman
diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat
bersifat mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu
pengalam dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta didik kearah tujuan
pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari tujuan itu.[4] Betapa tingginya nilai suatu pengalaman,
maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa peserta didik
sehingga dijadikanlahlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan.
b.
Pendekatan
Konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang
secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran
seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga
melahirkan produk pengetahuan meliputu prinsip, hukum, dan teori. Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir
abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan.[5]
c.
Pendekatan Proses
Pendekatan
proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk
ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
ketrampilan proses. Dalam
pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari
sesama temannya, dan dari
manusia-manusia sumber diluar sekolah. Pelaksaan proses dimulai dari yang
sederhana, selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks makin banyak
komponennya dan makin sulit.[6]
d. Pendekatan
pembiasaan
Pembiasaan
adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan
terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi. Dengan
pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa
mengamalkan ajaran agamanya, baik secara indivual dan kelompok dalam kehidupan
sehari-hari berawal dari pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya
menuruti dan patuh kepada aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat. Menumbuhkan kebiasaan
yang baik tidaklah mudah, seiring memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah
membudaya kebiasaan itu sulit pula mengubahnya, sehingga sangat penting menanamkan kebiasaan yang baik
pada awal kehidupan anak seperti membiasakannya shalat lima waktu, berpuasa,
suka menolong orang dalam kesusahan, membantu fakir miskin.[7]
e. Pendekatan emosional
Pendekatan emosional
adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam menyakini
ajaran yang
ada pada Al-Qur’an dan Hadis serta dengan merasakan mana yang baik dan yang
buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi
berhubungan dengan perasaan, seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat
merasakan sesuatu, baik persaan jasmani, maupun rohani. Emosi berperan dalam
pembentukan karakter seseoran. sehingga pendekatan emosional
dijadikan salah satu pendekatan pendidikan islam.[8]
f. Pendekatan
rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio
(akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaaan Allah. Dengan
kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Serta
dengan akaal pula manusia dapat membuktikan dan membenarakan adanya Allah swt.
g. Pendekatan
fungsional
Pengertian fungsional adalah usaha memberikan materi Al-Qur’an
dan Hadis menekankan pada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan fungsional
yang diterapakan disekolah dapat menjadikan Al-Qur’an dan Hadis lebih hidup dan dinamis.
Al-Qur’an
dan Hadis yang dipelajari oleh anak disekolah
bukan hanya sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak
baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Dengan demikian pendekatan
fungsional berarti anak dapat memanfaatkan pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari baik individu maupun masyarakat.[9]
h. Pendekatan
keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik
yang berlangsung melalui kondisi pergaulan yang akrab atau personal sekolah,
perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak
terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa
kisah-kisah keteladanan. Keteladanan pendidik
terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilandalam mempersiapkan dan
membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur
terbaik dalam pandangan yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam
mengdentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya atau figur pendidiikn
tersebut terpatri dalam jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan
perbuatan.[10]
i. Pendekatan
terpadu
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan
terpadu dalam pendidikan islam meliputi keseluruhan dari pendekatan yang telah
ada diatas.[11]
B. Rancangan Implementasi
Pendekatan Pembelajaran dalam proses belajar mengajar
Dalam merancang implementasi
pendekatan pembelajaran, harus disesuaikan dengan perubahan kurikulum yang
sedang berlasung. Karena pendekatan akan lebih efektif dan efisien ketika
pendekatan tersebut lebih cepat mewujudkan tujuan pendidikan sesuai kurikulum
yang ada. Salah satu kurikulum yang sedang
hangat-hangatnya diterapkan pada masa sekarang adalah Kurikulum tahun 2013
(K13). Untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang cocok dalam kurikulum 2013
dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan
kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan
karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi
sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk
memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan saintifik yang
mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting
information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan
mengomunikasikan (communicating).
Berikut
adalah contoh rancangan dalam mengimplementasikan pendekatan pembelajaran
dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M) dalam kurikulum 2013 yaitu :
a.
Pendekatan Inkuiri
Model
pembelajaran Inkuiri digunakan pada mata pelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya.
Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
1. Observasi/Mengamati
berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau
fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2. Menanya. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi.
Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui
kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
3. Mengumpulkan data dan informasi. Guru
memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data
dapat dilakukan melalui aktifitas penelusuran kepustakaan untuk
mengidentifikasi berbagai informasi terkait pada berbagai referensi. Tahap ini
mengarahkan peserta didik pada diperolehnnya informasi yang memadai untuk selanjutnya
diolah dan ditarik kesimpulan. Sehingga peserta didik dapat menemukan data
secara mandiri, memperoleh kesempatan mengknstruksi pengetahuan secara mandiri,
dan akan memperoleh hasil belajar yang nyata dan autentik. Pada tahapan ini
peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4. Menalar (Associating). Hal ini merujuk
pada kemampuan mengelompokkan beragam ide baru atau peristiwa dan menyimpannya
dalam memori. Pada tahap ini peserta didik membandingkan data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada.
5. Mengkomunikasikan. Pada tahap ini peserta
didik menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, dan menalar. Peserta didik secara individiual atau kelompok
kecil difasilitasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya atau temuannya, dan
selanjutnya dilakukan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi tersebut.
Hasil diskusi ini belum menghasilkan simpulan atau pengetahuan yang benar.
Sehingga sangat diperlukan konfirmasi guru.[12]
b.
Pendekatan berorientasi pada
siswa
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) bukan pendekatan baru di
dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa Baru bagi
dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student
Centred Learning) merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang
secara jelas dalam Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring dimana peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet pada Pembelajaran Kurikulum 2013.
Pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains) pada Pembelajaran Kurikulum 2013.
Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Pola pembelajaran berbasis
massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik pada Pembelajaran Kurikulum
2013. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013; dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada
Pembelajaran Kurikulum 2013.
Dengan penerapan
pendekatan-pendekatan di atas secara terpadu, proses pembelajaran berpusat pada
siswa (Student Centred Learning) pada pendekatan pembelajaran kurikulum
2013 diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang menguasai 4
(empat) kompetensi inti lulusan yaitu :
- Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
- Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
- Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
- Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Prinsip Dasar Pembelajaran berpusat
pada siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning) yang
menjadi ciri pembelajaran kurikulum 2013 merujuk pada teori constructivism yang
menempatkan siswa sebagai individu yang memiliki bibit ilmu di dalam dirinya
yang memerlukan berbagai aktifitas / kegiatan untuk
mengembangkannya menjadi pemahaman yang bermakna terhadap sesuatu hal.
Dalam pandangan pembelajaran kurikulum 2013 ini siswa perlu dan harus
terlibat mengkonstruksi pemahaman melalui penalaran oleh diri sendiri maupun
dalam kelompok diskusi atau suatu kelompok kecil yang membahas suatu materi
belajar. Guru
lebih bersifat sebagai fasilitator dalam proses membangun pengetahuan tersebut.
Pada pembelajaran berpusat
pada siswa (student centred learning) ini
siswa mengambil tanggung jawab yang lebih untuk memantau kemajuan belajar
mereka sendiri. Tugas belajar yang harus mereka selesaikan bersifat lebih
terbuka dan menantang untuk dikuasai (boleh jadi mempunyai varian penyelesaian
tergantung pada situasinya). Siswa lebih terlibat jauh dalam berpikir tingkat
yang lebih tinggi (high order thinking). Dalam
pendekatan ini siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya mengeksplorasi secara
mandiri terhadap suatu permasalahan.
Di dalam implementasi pembelajaran berpusat
pada siswa (student centered learning) yang
sesuai pendekatan-pendekatan berikut harus dipenuhi agar lebih menjamin
implementasi yang tepat. Pendekatan-pendekatan yang penting adalah:
· Siswa harus jelas apa yang mereka
butuhkan untuk dicapai.
· Mereka harus melihat belajar sebagai
sesuatu yg bermakna.
· Bimbingan (atau panduan) harus
disediakan untuk membantu siswa mencapai
hasil yang diinginkan
· Harus ada kegiatan yang diperlukan
siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dari berbagai sumber
belajar.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran
dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau
merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Melalui pendekatan dalam pembelajaran dan pengembangan dan pemanfaatnnya
dapat menjadikan proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Proses interaksi pembelajaran yang
mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan
pendekatan yang sesuai dengan karakter siswa, kurikulum dan meteri
pembelajaran. Sehingga
seorang pendidik harus tahu jenis-jenis pendekatan pembelajaran dan
pemahamannya. Adapaun jenis-jenis pendekatan pembelajaran dalam Al-Qur’an
dan Hadis antara
lain : Pendekatan pengalaman, Pendekatan pengalaman, Pendekatan emosional, Pendekatan rasional, Pendekatan fungsional, Pendekatan keteladanan, Pendekatan terpadu, Pendekatan Inkuiri, Pendekatan berorientasi pada
siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahri, Djamarah Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif suatu
pendekatan
teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. 2005.
Hakim,Thursan. Belajar secara
efektif panduan menemukan teknik belajar,
memilih jurusan, dan menentukan
cita-cita. Jakarta: Puspa Swara. 2000.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2006.
Raturmanan. Inovasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. 2015.
Zain, Aswan. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Sagala,Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung
: ALFABETA CV.2014.
No comments:
Post a Comment