Thursday, February 21, 2019

PENDEKATAN PEMBELAJARAN AL QUR’AN DAN HADIS DI MI


PENDEKATAN PEMBELAJARAN AL QUR’AN DAN HADIS DI MI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Materi dan Pembelajaran Al Qur’an dan Hadis di MI/SD



 
Dosen Pengampu : Zamzam Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.
Oleh GMI F
FITRIA WIDIASARI  (210617196)
NOVI DIAH AYU        (210617183)
KHOIRUL ANAM       (210617200)

                            
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2018


DAFTAR ISI

Cover ...............................................................................................................   
Daftar isi ...........................................................................................................  2
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................  3
B. Rumusan Masalah .........................................................................................  4
C. Tujuan ..........................................................................................................  4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran............................................................. 5
B. Fungsi Dan Jenis-Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran Qurdis Di MI........... 6
C. Rancangan Implementasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komukasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.[1] Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar mengajar. Sehingga dalam  mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam  pengajaran.



B.     Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian pendekatan pembelajaran?
2.      Apakah fungsi dan jenis pendekatan pembelajaran
3.      Bagaimana rancangan implementasi pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar ?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
2.      Mengetahui fungsi dan jenis pendekatan pembelajaran
3.      Mengetahui rancangan implementasi pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya adalah “pendekatan”. Dalam pengajaran approach diartikan sebagai a way of beginning something” ‘cara memulai sesuatu’. Sehingga pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriksiswa dalam pengelolaan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain itu pendekatan pembelajaran adalah arah suatu kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan.
Pengertian lain dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar. Jadi pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan suatu materi yang memungkinkan siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam perannya sebagai pembimbing guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.[2] Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
B.     Fungsi Pendekatan Bagi Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis di MI
1.      Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang digunakan
2.      Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran
3.      Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai
4.      Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul
5.      Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan[3]
C. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis
a.   Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman tentang Al-Qur’an dan Hadis kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis  baik secara individual maupun secara kelompok. Syaiful Bahri Djamrah menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalam dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta didik kearah tujuan pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari tujuan itu.[4] Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa peserta didik sehingga dijadikanlahlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan.
b.      Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputu prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan.[5]
c.       Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu ketrampilan proses. Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama temannya, dan dari manusia-manusia sumber diluar sekolah. Pelaksaan proses dimulai dari yang sederhana, selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks makin banyak komponennya dan makin sulit.[6]
d.    Pendekatan pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi. Dengan pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara indivual dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari berawal dari pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya menuruti dan patuh kepada aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat. Menumbuhkan kebiasaan yang baik tidaklah mudah, seiring memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah membudaya kebiasaan itu sulit pula mengubahnya, sehingga  sangat penting menanamkan kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti membiasakannya shalat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang dalam kesusahan, membantu fakir miskin.[7]
e.    Pendekatan emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam menyakini ajaran yang ada pada Al-Qur’an dan Hadis serta dengan merasakan mana yang baik dan yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan perasaan, seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik persaan jasmani, maupun rohani. Emosi berperan dalam pembentukan karakter seseoran. sehingga pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan pendidikan islam.[8]
f.      Pendekatan rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaaan Allah. Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Serta dengan akaal pula manusia dapat membuktikan dan membenarakan adanya Allah swt.
g.    Pendekatan fungsional
Pengertian fungsional adalah usaha memberikan materi Al-Qur’an dan Hadis menekankan pada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan fungsional yang diterapakan disekolah dapat menjadikan Al-Qur’an dan Hadis lebih hidup dan dinamis. Al-Qur’an dan Hadis yang dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat memanfaatkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun masyarakat.[9]

h.     Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui kondisi pergaulan yang akrab atau personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan. Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilandalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengdentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya atau figur pendidiikn tersebut terpatri dalam jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan.[10]
i.    Pendekatan terpadu
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam pendidikan islam meliputi keseluruhan dari pendekatan yang telah ada diatas.[11]
B.     Rancangan Implementasi Pendekatan Pembelajaran dalam proses belajar mengajar
Dalam merancang implementasi pendekatan pembelajaran, harus disesuaikan dengan perubahan kurikulum yang sedang berlasung. Karena pendekatan akan lebih efektif dan efisien ketika pendekatan tersebut lebih cepat mewujudkan tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang ada. Salah satu kurikulum yang sedang hangat-hangatnya diterapkan pada masa sekarang adalah Kurikulum tahun 2013 (K13). Untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang cocok dalam kurikulum 2013 dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.
2.      Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
3.      Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
Berikut adalah contoh rancangan dalam mengimplementasikan pendekatan pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M) dalam kurikulum 2013 yaitu :
a.      Pendekatan Inkuiri
Model pembelajaran Inkuiri digunakan pada mata pelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
1.    Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2.    Menanya. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
3.    Mengumpulkan data dan informasi. Guru memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui aktifitas penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi berbagai informasi terkait pada berbagai referensi. Tahap ini mengarahkan peserta didik pada diperolehnnya informasi yang memadai untuk selanjutnya diolah dan ditarik kesimpulan. Sehingga peserta didik dapat menemukan data secara mandiri, memperoleh kesempatan mengknstruksi pengetahuan secara mandiri, dan akan memperoleh hasil belajar yang nyata dan autentik. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4.    Menalar (Associating). Hal ini merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide baru atau peristiwa dan menyimpannya dalam memori. Pada tahap ini peserta didik membandingkan data yang telah diolahnya dengan teori yang ada.
5.    Mengkomunikasikan. Pada tahap ini peserta didik menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, dan menalar. Peserta didik secara individiual atau kelompok kecil difasilitasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya atau temuannya, dan selanjutnya dilakukan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi tersebut. Hasil diskusi ini belum menghasilkan simpulan atau pengetahuan yang benar. Sehingga sangat diperlukan konfirmasi guru.[12]
b.      Pendekatan berorientasi pada siswa
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) bukan pendekatan baru di dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa Baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berpusat Pada Siswa  (Student Centred Learning) merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya) pada Pembelajaran Kurikulum 2013.  Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring dimana peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet pada Pembelajaran Kurikulum 2013.
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains) pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) pada Pembelajaran Kurikulum 2013; dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada Pembelajaran Kurikulum 2013.
Dengan penerapan pendekatan-pendekatan di atas secara terpadu, proses pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pendekatan pembelajaran kurikulum 2013 diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang menguasai 4 (empat) kompetensi inti lulusan yaitu :
    1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
    2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
    3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
    4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Prinsip Dasar Pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning) yang menjadi ciri pembelajaran kurikulum 2013 merujuk pada teori constructivism yang menempatkan siswa sebagai individu yang memiliki bibit ilmu di dalam dirinya yang memerlukan berbagai aktifitas / kegiatan untuk mengembangkannya menjadi pemahaman yang bermakna terhadap sesuatu hal. Dalam pandangan pembelajaran kurikulum 2013 ini siswa perlu dan harus terlibat mengkonstruksi pemahaman melalui penalaran oleh diri sendiri maupun dalam kelompok diskusi atau suatu kelompok kecil yang membahas suatu materi belajar. Guru lebih bersifat sebagai fasilitator dalam proses membangun pengetahuan tersebut.
Pada pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning) ini siswa mengambil tanggung jawab yang lebih untuk memantau kemajuan belajar mereka sendiri. Tugas belajar yang harus mereka selesaikan bersifat lebih terbuka dan menantang untuk dikuasai (boleh jadi mempunyai varian penyelesaian tergantung pada situasinya). Siswa lebih terlibat jauh dalam berpikir tingkat yang lebih tinggi (high order thinking). Dalam pendekatan ini siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya mengeksplorasi secara mandiri terhadap suatu permasalahan.
Di dalam implementasi pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) yang sesuai pendekatan-pendekatan berikut harus dipenuhi agar lebih menjamin implementasi yang tepat. Pendekatan-pendekatan yang penting adalah:
·     Siswa harus jelas apa yang mereka butuhkan untuk dicapai.
·     Mereka harus melihat belajar sebagai sesuatu yg bermakna.
·     Bimbingan (atau panduan) harus disediakan untuk membantu siswa mencapai hasil yang diinginkan
·     Harus ada kegiatan yang diperlukan siswa untuk membangun pengetahuan  mereka sendiri dari berbagai sumber belajar.[13]

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Melalui pendekatan dalam pembelajaran dan pengembangan dan pemanfaatnnya dapat menjadikan proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter  siswa, kurikulum dan meteri pembelajaran. Sehingga seorang pendidik harus tahu jenis-jenis pendekatan pembelajaran dan pemahamannya. Adapaun jenis-jenis pendekatan pembelajaran dalam Al-Qur’an dan Hadis antara lain : Pendekatan pengalaman, Pendekatan pengalaman, Pendekatan emosional, Pendekatan rasional, Pendekatan fungsional, Pendekatan keteladanan, Pendekatan terpadu, Pendekatan Inkuiri, Pendekatan berorientasi pada siswa.


DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Djamarah Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. 2005.
Hakim,Thursan. Belajar secara efektif panduan menemukan teknik belajar,
memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Jakarta: Puspa Swara. 2000.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2006.
Raturmanan. Inovasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. 2015.
Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Sagala,Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : ALFABETA CV.2014.




[1] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : ALFABETA CV), 61.
[3] Djamarah syaiful bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu pendekatan teoritis psikologis (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 53.
[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 256.

[5]Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : ALFABETA CV), 71-73.
[6] Ibid., 74-76.
[7] Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 63
[8] Ibid., 64.
[9] Ibid., 67
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 259.

[11] Ibid., 260.
[12] Raturmanan, Inovasi Pembelajaran (Yogyakarta: Ombak, 2015), 62-70.
[13] Thursan Hakim, Belajar secara efektif panduan menemukan teknik belajar, memilih jurusan, dan menentukan cita-cita (Jakarta: Puspa Swara, 2000), 67.

No comments:

Post a Comment